Di kota besar, rata-rata kamar mandi pada umumnya sudah menggunakan toilet duduk. Toilet model ini dianggap lebih bersih dan modern. Tapi apakah toilet duduk lebih sehat di banding toilet jongkok? Perbedaan antara toilet jongkok dan duduk ternyata memberi pengaruh langsung terhadap kesehatan tubuh. Dalam konteks desain rumah, kamar mandi sangat penting untuk menciptakan kenyamanan penghuni sehari-hari saat penggunaan toilet.
Toilet Jongkok, Posisi Alami dan Lebih Lancar
Penggunaan toilet duduk sudah ada sejak lama, namun penggunaan antara toilet jongkok dan duduk mulai dibandingkan dan diperdebatkan pada tahun 1960, ketika sejumlah buku teks medis menyarankan bahwa posisi jongkok ternyata lebih sehat.
Dalam sebuah penelitian yang di terbitkan dalam jurnal digestive diseases and sciences, Dov Sikirov menilai bahwa berjongkok saat di toilet bisa mempengaruhi kelancaran anda saat buang air besar.
Dalam studi terpisah, para penemu dari squatty potty juga menunjukkan sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, yaitu mengurangi sembelit kembung, dan gas. Tidak hanya itu, toilet jongkok juga bisa menurunkan insiden dan gejala wasir, meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan, otot panggul, dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik.
Selain itu, menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang di lalui tinja untuk keluar dari tubuh.
Saat menggunakan toilet duduk, lintasan ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk melewatkan kotoran. Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses buang air besar menjadi lebih mudah.

Toilet Duduk, Nyaman dan Ramah untuk Semua Usia
Toilet duduk sangat baik digunakan pada orang yang telah mengalami penurunan fleksibilitas dan kekuatan otot, kelebihan berat badan serta orang yang memiliki keseimbangan buruk. Selain itu, toilet duduk juga mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat.
Penggunaan toilet duduk juga bisa mengurangi risiko jatuh, posisi bisa lebih stabil, dan bisa lebih lama. Tidak hanya itu, pasien pasca operasi, orang yang memiliki tekanan rendah, penderita gangguan sendi, atau dengan kondisi medis tertentu lebih aman dan lebih ramah saat menggunakannya.
Toilet duduk lebih menonjolkan kenyamanan yang mempermudah penggunaannya. Tidak heran jika toilet duduk menjadi pilihan utama dalam desain rumah modern, terutama pada konsep interior minimalis.

Baca Juga: Ukuran Standar Kamar Utama yang Pas untuk Semua Rumah
Kebiasaan Kecil yang Memberikan Dampak Besar untuk Kesehatan
Seorang arsitek biasanya mempertimbangkan hal ini lebih dari sekadar bentuk toilet dan fungsinya. Dari aspek kesehatan, ergonomi, serta kebutuhan penghuni rumah menjadi bagian penting dalam proses desainnya. Bagi keluarga muda, kombinasi toilet jongkok dan duduk sering menjadi solusi agar rumah lebih fleksibel dan ramah untuk semua generasi.
Selain itu, keputusan ini juga berkaitan dengan sistem plumbing, sirkulasi udara, hingga pencahayaan alami yang mendukung kebersihan kamar mandi.
Pemilihan toilet jongkok atau duduk perlu disesuaikan dengan gaya hidup, kebiasaan, dan kebutuhan keluarga. Desain interior kamar mandi yang matang akan meningkatkan kualitas hidup, sekaligus memperkuat karakter rumah secara keseluruhan.
Sehat dan Nyaman dalam Satu Ruang
Pada akhirnya, toilet jongkok dan duduk kembali pada kebutuhan masing-masing penghuni rumah. Ada yang mengutamakan kesehatan pada pencernaan dengan posisi jongkok, ada juga yang lebih memilih posisi duduk demi kenyamanan. Dalam desain rumah, keduanya bisa menjadi pilihan yang sama-sama relevan. Arsitek biasanya membaca kebutuhan penghuni, lalu menerjemahkannya ke dalam desain kamar mandi yang sesuai dengan gaya hidup. Dari sana lahir ruang yang sehat, nyaman, dan tetap menyatu dengan karakter rumah.






